Senin, 13 Januari 2014

KERAJAAN KEDIRI



Kerajaan Kediri
Kerajaan Kediri adalah kerajaan besar di Jawa Timur yang berdiri pada abad ke-12 tepatnya pada tahun 1042-1222 sekarang Daha . Kerajaan ini merupakan bagian dari Kerajaan Mataram kuno. Pusat kerajaannya terletak di dekat tepi Sungai Brantas yang pada masa itu telah menjadi jalur pelayaran yang ramai. Ibukota kerajaan ini adalah Daha (yang berarti kota api), yang terletak di sekitar kota Kediri sekarang.
Awal Berdirinya Kerajaan Kediri
Pada tahun 1019 M, Airlangga dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Airlangga berusaha memulihkan kembali kewibawaan Medang Kamulan, setelah kewibawaan kerajaan berahasil dipulihkan, Airlangga memindahkan pusat pemerintahan dari Medang Kamulan ke Kahuripan. Berkat jerih payahnya, Medang Kamulan mencapai kejayaan dan kemakmuran. Menjelang akhir hayatnya, Airlangga memutuskan untuk mundur dari pemerintahan dan menjadi pertapa dengan sebutan Resi Gentayu. Airlangga meninggal pada tahun 1049 M.
Pewaris tahta kerajaan Medang Kamulan seharusnya seorang putri yaitu Sri Sanggramawijaya yang lahir dari seorang permaisuri. Namun karena memilih menjadi pertapa, tahta beralih pada putra Airlangga yang lahir dari selir. Untuk menghindari perang saudara, Medang Kamulan dibagi menjadi dua yaitu kerajaan Jenggala dengan ibu kota Kahuripan, dan kerajaan Kediri (Panjalu) dengan ibu kota Dhaha. Tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan. Hal ini dapat terlihat hingga abad ke 12, dimana Kediri tetap menjadi kerajaan yang subur dan makmur namun tetap tidak damai sepenuhnya dikarenakan dibayang- bayangi Jenggala yang berada dalam posisi yang lebih lemah. Hal itu menjadikan suasana gelap, penuh kemunafikan dan pembunuhan berlangsung terhadap pangeran dan raja – raja antar kedua negara. Namun perseteruan ini berakhir dengan kekalahan jenggala, kerajaan kembali dipersatukan dibawah kekuasaan Kediri.

Sumber Sejarah Kerajaan Kediri
Prasasti-prasasti menjelaskan kerajaan Kediri antara lain yaitu:
  1. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu atas Jenggala.
  2. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa Jayabaya.
  3. Prasasti Sirah Keting (1140) tentang pemberian hadiah tanah kepada rakyat desa oleh Jayawarsa.
  4. Prasasti yang ditemukan di Tulung Agung Kertosono, Berisi masalah keagamaan (Raja Bameswara 1117-1130 M).
  5. Prasasti Ngantang (1135 M) tentang Raja Jayabaya memberi hadiah rakyat desa Nganteng sebidang tanah bebas pajak.
  6. Prasasti Jaring (1181 M) tentang Raja Gandra yang membuat sejumlah nama-nama hewan seperti Kebo Waruga dan Tikus Janata.
  7. Prasasti Kamulan (1194 M) tentang Raja Kertajaya yang menyatakan bahwa Kediriberhasil mengalahkan musuh di katang-katang.
Selain dari prasasti-prasasti tersebut, ada lagi prasasti yang lain tetapi tidak begitu jelas. Dan yang banyak menjelaskan tentang Kerajaan Kediri adalah hasil karya berupa kitab sastra seperti kitab Kakawin Bharatayudha yang ditulis oleh Mpu Sedah dan Mpu Panuluh yang menceritakan tentang kemenangan Kediri (Panjalu) atas Janggala.
Kronik Cina juga banyak memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat dan pemerintahan Kediri yang tidak ditemukan dari sumber lain. Berita tersebut disusun melalui kitab yang berjudul Ling-mai-tai-t yang ditulis oleh Choi-ku-fei tahun 1178 M dan kitab Chi-fan-Chi yang ditulis oleh Chau-ju-kua tahun 1225 M.
Dan di era 2000-an terdapat penemuan situs tondowongso tepatnya awal tahun 2007 yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kediri. Dalam perkembangan politiknya wilayah kekuasaan Kediri masih sama seperti kekuasaan Raja Airlangga, dan raja-rajanya banyak yang dikenal dalam sejarah karena memiliki lencana atau lambang tersendiri.Semua peninggalan sejarah-sejarah tersebut diharapkan dapat membantu memberikan lebih banyak tentang perkembangan Kerajaan Kediri dalam berbagai aspek kehidupan

Masa Perkembangan
Tak banyak yang diketahui mengenai peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kediri. Raja Kameswara (1116-1136) menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan demikian, berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan Kediri. Kediri menjadi kerajaan yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana oleh Mpu Dharmaja, yang dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji. Demikian pula Mpu Tanakung mengarang kitab Kakawin Lubdaka dan Wertasancaya
Raja terkenal Kediri adalah Jayabaya (1135-1159). Jayabaya di kemudian hari dikenal sebagai "peramal" Indonesia masa depan. Pada masa kekuasaannya, Kediri memperluas wilayahnya hingga ke pantai Kalimantan. Pada masa ini pula, Ternate menjadi kerajaan subordinat di bawah Kediri. Waktu itu Kediri memiliki armada laut yang cukup tangguh. Beliau juga terkenal karena telah memerintahan penggubahan Kakawin Bharatayuddha, yang diawali oleh Mpu Sedah dan kemudian diselesaikan oleh Mpu Panuluh.
Raja Kertajaya yang memerintah (1185-1222), dikenal sebagai raja yang kejam, bahkan meminta rakyat untuk menyembahnya. Ini menyebabkan ia ditentang oleh para brahmana. Kertajaya adalah raja terakhir dari kerajaan Kadiri.
Penemuan Situs Tondowongso pada awal tahun 2007, yang diyakini sebagai peninggalan Kerajaan Kadiri diharapkan dapat membuka lebih banyak tabir misteri.
Sistem Pemerintahan Kerajaan Kediri
Sistem pemerintahan kerajaan Kediri terjadi beberapa kali pergantian kekuasaan, adapun raja – raja yang pernah berkuasa pada masa kerajaan Kediri adalah:
SRI SAMARAWIJAYA (Putra Airlangga)
Sepeninggal Raja Airlangga dan selama kekuasaan Samarawijaya, Kerajaan Janggala dan Panjalu tidak pernah hidup berdampingan secara damai. Perebutan kekuasaan terus berlangsung hingga tahun 1042, Mapanji Garasakan dapat mengalahkan Samarawijaya. Diabadikanlah nama Raja Mapanji Garasakan (1042-1052 M) dalam Prasasti Malenga. Ia tetap memakai lambang Kerajaan Airlangga, yaitu Garuda Mukha (Wisnu Naik Garuda). Namun Mapanji tidak lama memimpin Kerajaan. Tampuk pemerintahan lalu jatuh ditangan Raja Mapanji Alanjung Ahyes (1052-1059 M) dan kemudian digantikan lagi oleh Sri Maharaja Samarotsaha. Pertempuran yang terus menerus antara Janggala dan Panjalu menyebabkan selama kira-kira 60 tahun tidak ada berita yang jelas mengenai kedua Kerajaan tersebut hingga muncullah nama Raja Sri Maharaja Sri Bameswara
 SRI JAYASWARA
Tidak diketahui langsung ia adalah pengganti langsung Sri Samarawijaya.
SRI BAMESWARA
Raja Sri Maharaja Sri Bameswara (1116-1135 M) dari Kediri yang menggunakan lancana Candrakapale yaitu tengkorak yang bertaring diatas bulan sabit. Pada masa pemerintahannya banyak dihasilkan karya-karya sastra bahkan kiasan hidupnya yang dikenal dalam Cerita Panji.
SRI JAYABHAYA
Bameswara diganti oleh Sri Maharaja Sri Jayabhaya (1135-1159 M) yang menggunakan lencana Kerajaan berupa lencana Narasingha yaitu setengah manusia setengah singa.
Pada masa pemerintahannya Kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan dan juga banyak dihasilkan karya sastra terutama ramalannya tentang Indonesia antara lain akan datangnya Ratu Adil. Jayabhaya disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Ketika ia berkuasa, pertentangan dengan Janggala berakhir setelah ia dapat menguasai Kerajaan tersebut. Atas kemenangan tersebut ia memperingatinya dengan memerintahkan Mpu Sedah untuk menggubah Kakawin (syair) Bharatayudha  sebagai peringatan atas peperangan Kediri dan Janggala. Karena Mpu Sedah tidak sanggup menyelesaikan Kakawin tersebut, Mpu Panuluh melanjutkan dan menyelesaikannya pada tahun 1157 M. Jayabhaya juga terkenal akan ramalannya yang sering disebut Jangka Jayabhaya.
Meskipun demikian, kenyataannya 2 pujangga yang hidup sezaman dengan Prabu Jayabhaya, yakni Mpu Sedah dan Mpu Panuluh sama sekali tidak menyebut dalam kitab-kitab  mereka ( Kakawin Bharatayudha, Kakawin Hariwangsa, Kakawin Gatotkacasraya) bahwa Prabu Jayabhaya memiliki karya tulis. Kakawin Bharatayudha hanya menceritakan peperangan antara Kediri dan Janggala. Sedangkan Kakawin Hariwangsa dan Kakawin Gatotkacasraya berisi tentang cerita ketika sang Prabu Kresna, titisan batara Wisnu ingin menikah dengan Dewi Rukmini, dari negri Kundina, putri Bismaka. Rukmini sendiri adalah titisan dari Dewi Sri.
Kakawin  Bharatayudha yang digubah oleh 2 pujangga Kediri merupakan kisah perang saudara yang diilhami kitab Mahabharata karangan Wyasa Kresna Dwaipayana, seorang pujangga India. Kitab tersebut mengisahkan perang perebutan takhta Kerajaan Hastinapura di antara keluarga Kurawa dan Pandawa yang dimenangkan oleh Pandawa.
Ramalan Jayabhaya atau sering disebut dengan Jangka Jayabhaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang salah satunya dipercaya ditulis oleh Jayabhaya, raja Kerajaan Kediri. Ramalan ini dikenal pada khususnya dikalangan masyarakat Jawa yang dilestarikan secara turun temurun oleh para pujangga. Asal usul utama serat Jangka Jayabhaya dapat dilihat di kitab Musasar yang digubah oleh Sunan Giri Prapen. Sekalipun banyak keraguan keasliannya tapi sangat jelas bunyi bait pertama kitab Musasar yang menuliskan bahwasanya Jayabhaya-lah yang membuat ramalan-ramalantersebut. Isinya :
  1. Besuk yen wis ana kreta tanpa jaran -- kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda
  2. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang -- perahu berjalan di angkasa
  3. Kali ilang kedhunge -- sungai kehilangan mata air
  4. Sekilan bumi dipajeki -- Sejengkal tanah dikenai pajak.
  5. Wong wadon nganggo pakeyan lanang --- Orang perempuan berpakaian lelaki.
SRI SARESWARA
Sepeninggal Jayabhaya, Kerajaan Kediri dipimpin oleh Sareswara (1159-1169 M). tidak banyak yang diketahui mengenai raja ini sebab terbatasnya peninggalan yang ditemukan. Ia memakai lencana Kerajaan berupa Ganesha.
SRI ARYESWARA
Sepeninggal Sareswara, Kerajaan Kediri berurut-turut dipimpin oleh Aryyeswara, Kroncaryyadipa. Kemudian pemerintahan Kerajaan jatuh ditangan Raja Kameswara
 SRI GANDRA
Terdapat sesuatu yang menarik pada masanya. Yaitu untuk pertama kalinya didapatkan orang-orang terkemuka mempergunanakan nama-nama binatang sebagai namanya yaitu seperti Kebo Salawah, Manjangan Puguh, macan Putih, gajah Kuning dan sebagainya.
SRI KAMESWARA
Raja Kameswara (1182-1185 M) selama beberapa waktu tidak ada berita yang jelas mengenai Raja Kediri hingga ia muncul. Masa pemerintahan ini ditulis dalam Kitab Kakawin Smaradhana oleh Mpu Darmaja yang berisi pemujaan terhadap raja, serta Kitab Lubdaka dan Wretasancaya yang ditulis oleh Mpu Tan Akung. Kitab Lubdaka bercerita tentang seorang pemburu yang akhirnya masuk surga dan Wretasancaya yang berisi petunjuk mempelajari tembang Jawa Kuno. Pada masa ini perkembangan karya sastra mencapai puncak kejayaannya. Beberapa karya sastra yang muncul selain yang disebut diatas antara lain Kitab Kresnayana, karya Mpu Triguna ; Kitab Sumanasantaka, karya Mpu Managuna.
KERTAJAYA
Selanjutnya pada tahun 1185-1222 M yang menjadi raja Kediri adalah Kertajaya dan raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
KEHIDUPAN EKONOMI KERAJAAN KEDIRI
Kediri merupakan Kerajaan agraris maritim. Perekonomian Kediri bersumber atas usaha perdagangan, peternakan dan pertanian untuk masyarakat yang hidup di daerah pedalaman. Sedangkan yang berada di pesisir hidupnya bergantung dari perdagangan dan pelayaran. Mereka telah mengadakan hubungan dagang dengan Maluku dan Sriwijaya. Kediri terkenal sebagai penghasil beras, kapas dan ulat sutra. Kerajaan Kediri cukup makmur, hal ini terlihat pada kemampuan Kerajaan yang memberikan penghasilan tetap pada para pegawainya walaupun hanya dibayar dengan hasil bumi. Keterangan tersebut berdasarkan kitab Chi-fan-Chi  (1225) karya Chau Ju-kua mengatakan bahwan Su-ki-tan yang merupakan bagian dari She-po(Jawa) telah memiliki daerah taklukkan
Golongan dalam masyarakat Kediri dibedakan menjadi tiga berdasarkan kedudukan dalam pemerintahan kerajaan, yaitu :
  1. Golongan masyarakat pusat(kerajaan) : masyarakat yang terdapat dalam lingkungan raja dan beberapa kaum kerabatnya serta kelompok pelayannya.
  2. Golongan masyarakat tani (daerah) : golongan masyarakat yang terdiri atas para pejabat atau petugas pemerintahan di wilayah tani (daerah).
  3. Golongan masyarakat nonpemerintah : golongan masyarakat yang tidak mempunyai kedudukan dan hubungan dengan pemerintahan secara resmi atau masyarakat wiraswasta.
Kediri memiliki 300 lebih pejabat yang mencatat dan mengurus semua penghasilan Kerajaan. Disamping itu ada 1000 pegawai rendahan yang bertugas mengurusi benteng dan parit kota serta gedung persediaan makanan.

Runtuhnya Kerajaan Kediri
Kertajaya adalah raja terakhir kerajaan Kediri. Ia memakai lencana Garuda Mukha seperti Ria Airlangga, sayangnya ia kurang bijaksana, sehingga tidak disukai oleh rakyat terutama kaum Brahmana. Dalam masa pemerintahannya, terjadi pertentangan antara dirinya dan para Brahmana hal inilah akhirnya menjadi penyebab berakhirnya Kerajaan Kediri.
Pertentangan itu disebabkan Kertajaya dianggap telah melanggar adat dan memaksa kaum brahmana menyembahnya sebagai Dewa. Para Brahmana kemudian meminta perlindungan pada Ken Arok di Singosari. Kebetulan Ken Arok juga berkeinginan memerdekakan Tumapel (Singosari) yang dulunya merupakan bawahan Kediri. Tahun 1222 pecahlah pertempuran antara prajurit Kertajaya dan pasukan Ken Arok  di desa Ganter. Dalam peperangan ini, pasukan Ken Arok berhasil menghancurkan prajurit Kertajaya. Dengan demikian berakhirlah masa Kerajaan Kediri, yang sejak saat itu menjadi bawahan Kerajaan Singosari. Runtuhnya kerajan Panjalu-Kediri pada masa pemerintahan Kertajaya dikisahkan dalam Kitab Pararaton dan Kitab Negarakertagama.
Setelah Ken Arok mengangkat Kertajaya, Kediri menjadi suatu wilayah dibawah kekuasaan Kerajaan Singosari. Ken Arok mengangkat Jayasabha, putra Kertajaya sebagai Bupati Kediri. Tahun 1258 Jayasabha digantikan putranya yang bernama Sastrajaya. Pada tahun 1271 Sastrajaya digantikan oleh putranya , yaitu Jayakatwang. Tahun 1292 Jayakatwang menjadi bupati geleng-geleng. Selama menjadi bupati, Jayakatwang memberontak terhadap Singosari yang dipimpin oleh Kertanegara, karena dendam di masa lalu dimana leluhurnya yaitu Kertajaya dikalahkan oleh Ken Arok. Setelah berhasil membunuh Kertanegara, Jayakatwang membangun kembali Kerajaan Kediri, namun hanya bertahan satu tahun. Hal itu terjadi karena adanya serangan gabungan yang dilancarkan oleh pasukan Mongol dan pasukan menantu Kertanegara, Raden Wijaya.

Kamis, 02 Januari 2014

Emile Linkers Akhirnya Bergabung Dengan PSGC

Image
            Teka-teki pemain asing kedua PSGC akhirnya terjawab. Emile Linkers akhirnya menyetujui kontrak yang disodorkan manajemen PSGC Ciamis. Linkers menjadi pemain asing kedua PSGC setelah Morris Power terlebih dahulu bergabung dengan PSGC.
            Linkers yang sebelumnya bergabung bersama Persepam Madura United mengaku siap memberikan penampilan yang terbaik untuk PSGC. Linkers sendiri tiba di Ciamis Kamis (2/1) siang . Pemain berusia 23 tahun ini tidak mengikuti latihan perdana bersama PSGC sore tadi. Ia hanya menyaksikan rekan-rekannya berlatih dari tribun bersama manajer PSGC H. Herdiat.
            “Saya suka suasana kekeluargaan disini. Saya diyakinkan oleh Morris mengenai keadaan tim dan manajemen PSGC. Manajemen disini sangat baik dan profesional, lalu stadion disini sangat mendukung” ujar Linkers.
            Ditanya mengenai besarnya nilai kontrak, H. Herdiat dan Linkers sama-sama bungkam. “Besar atau kecilnya nilai kontrak, kami rahasiakan. Nilai kontraknya tidak terlalu besar, yang penting lancar dan tepat waktu pemberian gajianya” ujar H. Herdiat mengakhiri pembicaraan.

Resolusi Riedl di 2014

Mengawali tahun 2014 ini, pelatih baru Tim Nasional Indonesia, Alfred Riedl, menargetkan resolusi tahun baru dengan target membangunan kembali skuad Garuda Senior, yang sempat ditinggalkannya dua tahun lalu. Bekas penyerang itu juga mengaku mengagumi penampilan Boaz Salosa yang dinilai sebagai pemain berbakat.
Mantan pelatih Austria dan Liechtenstein, yang menginjak usia 64 tahun November ini, diberikan kembali tugas menangani timnas Indonesia setelah masa kepelatihan sebelumnya diakhiri dengan cara tiba-tiba dua tahun lalu.
"Target pertama saya adalah untuk memenangkan AFF Suzuki Cup tahun depan. Yang kedua saya ingin tim saya untuk membuat kemajuan yang berkelanjutan dan terobosan baru dalam Ranking Dunia FIFA," ujarnya pada laman resmi organisasi sepakbola dunia itu.
Kembali menangani Merah Putih baginya memberikan dia kesempatan untuk membuktikan kembali kemampuannya.
"Saya sangat senang bisa kembali ke negara ini. Dalam arti saya dapat mengambil kembali pekerjaan saya dan melanjutkannya dengan tim yang saya tinggalkan pada tahun 2011. Terakhir kali saya diberhentikan tiba-tiba, tapi aku yakin untuk membuat awal baru kali ini dengan PSSI yang baru," paparnya.
Di antara jajaran pelatih Eropa, Riedl adalah salah satu pelatih yang istimewa. Manajer asal Austria itu mungkin tidak bisa menyamai pelatih Guangzhou Evergrande, Marcello Lippi atau bos timnas Jepang, Alberto Zaccheroni, dalam hal ketenaran. Tetapi dia melampaui duo Italia dalam hal pengalaman Asia.
Mantan striker internasional Austria telah menghabiskan hampir seluruh dekade terakhir karirnya mengelola sejumlah tim nasional Asia dan klub. Dia mulai dengan tiga musim dengan timnas Vietnam, serta sempat berkarir di klub Kuwait Al Salmiya dan timnas Palestina.
Kembali dari jeda panjang di sepakbola nasional, Riedl mengaku tertarik dengan performa baru Boaz Solossa, meski sebelumnya pelatih tersebut sudah akrab dengan gaya bermain putra asli Papua itu.
Striker Persipura Jayapura menarik perhatiannya sejak mewarisi ban kapten dari Bambang Pamungkas, serta menjadi target man dan dua kali mencetak gol dalam kualifikasi Piala Asia 2015, termasuk gol penyeimbang 1-1 di laga kandang melawan China.
"Boaz adalah pemain paling berbakat di tim ini. Pemain lainnya juga bagus tapi aku akan mengawasi mereka untuk menilai mereka lebih lanjut," tukasnya.
Prestasi Indonesia U-23 yang baru-baru ini meraih perak di SEA Games membuat Riedl dapat memilih serangkaian bakat baru di timnas, seperti Andik Vermansyah, yang dijuluki 'Messi-nya Indonesia'.
"Tidak ada batasan usia dalam tim kami jadi yang terbaik dari para pemain muda akan direkrut. Tapi mereka juga harus membuktikan diri di liga Indonesia untuk mendapatkan panggilan tim nasional senior. Begitu juga Andik," lanjut Riedl.
Laga pertama Riedl adalah kualifikasi final untuk Piala Asia AFC 2015, di Arab Saudi. Meskipun tidak berdampak apapun karena Indonesia sudah tereliminasi, Riedl melihatnya sebagai kesempatan untuk mengarahkan laga awalnya ke arah kemenangan perdana.
"Kami akan mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan. Saya harus mempelajari lawan dengan seksama dan memutuskan strategi apa yang harus kita gunakan, dan tentu saja kami akan mencoba untuk mendapatkan hasil yang ideal," tandasnya .

Statistik Juventus 2013

Raksasa Italia, Juventus mencetak raihan yang mengesankan di tahun 2013 ini, dimana mereka berhasil mencatatkan statistik 34 kemenangan, sembilan kali imbang dan sembilan kali imbang dari 52 pertandingan serta berhasil mencetak 96 gol dan kebobolan hanya 41 gol. Rekor yang cukup fantastis.

Pertahanan yang solid menjadi kunci keberhasilan Bianconeri saat menghadapi lawan-lawan mereka, dimana semua tim yang dilawan Juve hanya bisa mencetak 335 tembakan ke gawang. Alhasil La Vecchia Signora berhasil mencetak 20 clean sheet dan menyamai rekor Paris Saint Germain dan Atletico Madrid di liga domestik masing-masing.

Secara statistik, Juve telah melepas 508 tembakan, dengan 245 diantaranya mencapai target, dan berhasil melepaskan 11.534 umpan jarak jauh yang menemui sasaran. Bianconeri juga menjadi tim yang paling akurat saat melakukan tembakan umpan, dimana mereka mencapai persentase keberhasilan sebesar 86,1 % dari semua umpan tersebut.

The Old Lady juga memang seolah menjadi "raja" di kandang sendiri dimana mereka menjadi satu-satunya tim di papan atas Italia memiliki rekor kandang 100 %, dengan delapan kemenangan dari delapan laga. Hanya empat tim lain di liga utama Eropa yang dapat meraih prestasi tersebut, yakni Barcelona, Atletico Madrid, Manchester City dan Bayern Munich.

Menariknya bila mereka memenangkan laga melawan AS Roma pada 5 Januari 2013 mendatang, Juventus akan menyamai rekor pada Musim 2005/06 silam. Yakni memenangkan 10 pertandingan berturut-turut di satu musim Serie A musim serta mencetak 46 poin dari 17 pertandingan, seperti dilansir Juventus.com

Lirik lagu Bandung Underground

Telah berlubang telinga bibir hidung sampai putingmu
Tindikan merata, pierching dimana-mana
Bertingkah acuh lepas bebas tinggalkan semua rintangan
kau tinggalkan beban persetan orang menilai

Kau buka bajumu berlukis tatto sampai lehermu
Penuh dengan warna anggap kanvas biasa
Memakai cela kuku hitam rambut tataan asal
ku pikir tak apa angkat jempol ku punya

Pernah ku temui musik punk melodi core oi ku lalui
Mereka semua menyatu musik Bandung ku takkan pilah pilih
Setiap kaki melangkah kau kan lihat mouhawk dimana-mana
Jangan kau menilai salah persetan buat yang menilai dia gila

Mereka yakni teman temanku
Eksperesikan semuanya tanpa rasa ragu
Kau ingin bergabung ikut bersatu
Anggap semuanya buta berpikir gila
Tanpa... Kau merasa... Kau terpaksa