Kamis, 02 Januari 2014

Resolusi Riedl di 2014

Mengawali tahun 2014 ini, pelatih baru Tim Nasional Indonesia, Alfred Riedl, menargetkan resolusi tahun baru dengan target membangunan kembali skuad Garuda Senior, yang sempat ditinggalkannya dua tahun lalu. Bekas penyerang itu juga mengaku mengagumi penampilan Boaz Salosa yang dinilai sebagai pemain berbakat.
Mantan pelatih Austria dan Liechtenstein, yang menginjak usia 64 tahun November ini, diberikan kembali tugas menangani timnas Indonesia setelah masa kepelatihan sebelumnya diakhiri dengan cara tiba-tiba dua tahun lalu.
"Target pertama saya adalah untuk memenangkan AFF Suzuki Cup tahun depan. Yang kedua saya ingin tim saya untuk membuat kemajuan yang berkelanjutan dan terobosan baru dalam Ranking Dunia FIFA," ujarnya pada laman resmi organisasi sepakbola dunia itu.
Kembali menangani Merah Putih baginya memberikan dia kesempatan untuk membuktikan kembali kemampuannya.
"Saya sangat senang bisa kembali ke negara ini. Dalam arti saya dapat mengambil kembali pekerjaan saya dan melanjutkannya dengan tim yang saya tinggalkan pada tahun 2011. Terakhir kali saya diberhentikan tiba-tiba, tapi aku yakin untuk membuat awal baru kali ini dengan PSSI yang baru," paparnya.
Di antara jajaran pelatih Eropa, Riedl adalah salah satu pelatih yang istimewa. Manajer asal Austria itu mungkin tidak bisa menyamai pelatih Guangzhou Evergrande, Marcello Lippi atau bos timnas Jepang, Alberto Zaccheroni, dalam hal ketenaran. Tetapi dia melampaui duo Italia dalam hal pengalaman Asia.
Mantan striker internasional Austria telah menghabiskan hampir seluruh dekade terakhir karirnya mengelola sejumlah tim nasional Asia dan klub. Dia mulai dengan tiga musim dengan timnas Vietnam, serta sempat berkarir di klub Kuwait Al Salmiya dan timnas Palestina.
Kembali dari jeda panjang di sepakbola nasional, Riedl mengaku tertarik dengan performa baru Boaz Solossa, meski sebelumnya pelatih tersebut sudah akrab dengan gaya bermain putra asli Papua itu.
Striker Persipura Jayapura menarik perhatiannya sejak mewarisi ban kapten dari Bambang Pamungkas, serta menjadi target man dan dua kali mencetak gol dalam kualifikasi Piala Asia 2015, termasuk gol penyeimbang 1-1 di laga kandang melawan China.
"Boaz adalah pemain paling berbakat di tim ini. Pemain lainnya juga bagus tapi aku akan mengawasi mereka untuk menilai mereka lebih lanjut," tukasnya.
Prestasi Indonesia U-23 yang baru-baru ini meraih perak di SEA Games membuat Riedl dapat memilih serangkaian bakat baru di timnas, seperti Andik Vermansyah, yang dijuluki 'Messi-nya Indonesia'.
"Tidak ada batasan usia dalam tim kami jadi yang terbaik dari para pemain muda akan direkrut. Tapi mereka juga harus membuktikan diri di liga Indonesia untuk mendapatkan panggilan tim nasional senior. Begitu juga Andik," lanjut Riedl.
Laga pertama Riedl adalah kualifikasi final untuk Piala Asia AFC 2015, di Arab Saudi. Meskipun tidak berdampak apapun karena Indonesia sudah tereliminasi, Riedl melihatnya sebagai kesempatan untuk mengarahkan laga awalnya ke arah kemenangan perdana.
"Kami akan mempersiapkan diri dengan baik untuk pertandingan. Saya harus mempelajari lawan dengan seksama dan memutuskan strategi apa yang harus kita gunakan, dan tentu saja kami akan mencoba untuk mendapatkan hasil yang ideal," tandasnya .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar